Jumat, 29 Juli 2016

Pengembangan Wilayah di Negara Maju

Pengembangan Wilayah di Negara Maju
Pengembangan wilayah kota di negara-negara maju dilakukan atas dasar
desentralisasi kota. Konsep ini dikemukakan oleh Sir Ebeneaer Howard tahun 1898. Desentralisasi menurut Howard adalah desentralisasi dari kota industri yang rapat menjadi kelompok permukiman kota.
Misalnya pada tahun 1946, Inggris membuat undang-undang kota baru atas saran Sir Patrick Abercrombie mengenai Kota London yang padat dan harus diatur agar kerapatan penduduk di London menjadi 250 jiwa per hektar. Untuk melaksanakan hal tersebut, Abercrombie menyarankan untuk memindahkan penduduk dan membuat sepuluh kota baru di sekeliling kota London sejauh 40 – 50 km dari London dalam Rencana London Raya. Semenjak itu, dibangun sepuluh kota baru dengan penduduk antara 60.000 – 90.000 dengan luas antara 3.000 – 4.000 hektar.
Ada lima macam pola bentuk kota yang merupakan trend pengembangan wilayah di masa depan dan sudah dirintis di negara-negara maju, seperti yang dikemukakan oleh Sikander dan Malik. Lima macam pola tersebut yaitu pola metropolis menyebar (disapersed), metropolis galaktika, metropolis memusat, metropolis bintang, dan metropolis cincin.
1.      Metropolis menyebarterbentuk dengan mengembangkan bagian kota yang paling jarang penduduknya. Bagian kota yang padat penduduknya dibangun kembali dengan mengurangi kepadatan penduduk sehingga kota metropolis itu akan menyebar. Prasarana sosial ekonomi disebar ke kawasan yang baru, seperti kantor, rumah sakit, pabrik, dan universitas.
2.      Metropolis galaktika terjadi dari permukiman kota yang kecil-kecil berpenduduk padat dipisahkan oleh kawasan pertanian yang jarang sekali penduduknya atau bahkan tidak berpenduduk. Kegiatan sosial ekonomi terpusat di berbagai permukiman.
3.      Metropolis memusat terbentuk karena kegiatan sosial ekonomi yang tinggi dengan kepadatan penduduk yang tinggi pula, terutama dipusatnya. Oleh karena kegiatan sosial ekonomi sangat tinggi, banyak penduduk yang tinggal di apartemen dan rumah susun.
4.      Metropolis bintang terbentuk karena mempunyai inti yang  utama, dengan pola kepadatan penduduk membentuk bintang yang memanjang pada beberapa bagian kota. Inti kota utama, yaitu sebagian pusat kota dikelilingi oleh banyak pusat kedua yang terletak sepanjang lengan-lengan yang memanjang. Lengan-lengan kota itu mempunyai kepadatan penduduk yang sedang.
5.      Metropolis cincin terbentuk dengan kepadatan penduduk terletak di sekeliling tengah kota. Adapun daerah yang jarang penduduknya terletak di tengah kota.
Dalam pengembangan bentuk fisik kota metropolitan tersebut, masing-masing terdapat beberapa masalah, antara lain sebagai berikut.
a)      Pengembangan kota metropolitan yang menyebar. Permasalahannya terletak pada pilihan yang terbatas, interaksi yang lemah, biaya transportasi yang tinggi, dan citra kota metropolitan yang terkesan kurang hidup.
b)      Pada pengembangan metropolis galaktika, beberapa masalahnya yaitu interaksi dan penekanan biaya agar tidak terlalu sukar untuk direalisasikan.
c)      Pengembangan kota metropolitan yang memusat mengalami hambatan dalam biaya yang tinggi karena inti kota yang padat, kurang nyaman, dan kurang dalam mendukung partisipasi perorangan.
d)     Pengembangan kota berbintang keadaannya lebih baik karena kemacetan dapat dihindari, tetapi bentuk fisik bintang akan cepat berubah karena perkembangan penduduk.
e)      Pengembangan kota metropolitan cincin tidak banyak memperoleh keuntungan, tetapi masalahnya adalah akan melahirkan transportasi yang besar dan proses penyesuaian yang sangat sulit.
Yim dalam Jayadinata (1999) mengusulkan pengembangan kota metropolitan melalui konsep Rumpun Pusat Lipat Ganda (Multiple Nuclei Cluster), yaitu suatu wilayah metropolitan yang menempatkan pusat kota yang berfungsi ekonomi, sosial, kebudayaan, keuangan, dan politik. Sementara itu, di sekeliling pusat
kota dibangun beberapa bagian kota yang otonom dan serba lengkap (self contained).

Tidak ada komentar: