Pengembangan
Wilayah di Negara Maju
Pengembangan wilayah kota di negara-negara maju dilakukan
atas dasar
desentralisasi
kota. Konsep ini dikemukakan oleh Sir Ebeneaer Howard tahun 1898.
Desentralisasi menurut Howard adalah desentralisasi dari kota industri yang
rapat menjadi kelompok permukiman kota.
Misalnya pada tahun 1946, Inggris membuat undang-undang kota
baru atas saran Sir Patrick Abercrombie mengenai Kota London yang padat dan
harus diatur agar kerapatan penduduk di London menjadi 250 jiwa per hektar.
Untuk melaksanakan hal tersebut, Abercrombie menyarankan untuk memindahkan penduduk
dan membuat sepuluh kota baru di sekeliling kota London sejauh 40 – 50 km dari
London dalam Rencana London Raya. Semenjak itu, dibangun sepuluh kota baru
dengan penduduk antara 60.000 – 90.000 dengan luas antara 3.000 – 4.000 hektar.
Ada lima macam pola bentuk kota yang merupakan trend
pengembangan wilayah di masa depan dan sudah dirintis di negara-negara maju,
seperti yang dikemukakan oleh Sikander dan Malik. Lima macam pola tersebut
yaitu pola metropolis menyebar (disapersed), metropolis galaktika, metropolis
memusat, metropolis bintang, dan metropolis cincin.
1. Metropolis menyebarterbentuk dengan
mengembangkan bagian kota yang paling jarang penduduknya. Bagian kota yang
padat penduduknya dibangun kembali dengan mengurangi kepadatan penduduk
sehingga kota metropolis itu akan menyebar. Prasarana sosial ekonomi disebar ke
kawasan yang baru, seperti kantor, rumah sakit, pabrik, dan universitas.
2. Metropolis galaktika terjadi dari
permukiman kota yang kecil-kecil berpenduduk padat dipisahkan oleh kawasan
pertanian yang jarang sekali penduduknya atau bahkan tidak berpenduduk.
Kegiatan sosial ekonomi terpusat di berbagai permukiman.
3. Metropolis memusat terbentuk karena
kegiatan sosial ekonomi yang tinggi dengan kepadatan penduduk yang tinggi pula,
terutama dipusatnya. Oleh karena kegiatan sosial ekonomi sangat tinggi, banyak
penduduk yang tinggal di apartemen dan rumah susun.
4. Metropolis bintang terbentuk karena
mempunyai inti yang utama, dengan pola
kepadatan penduduk membentuk bintang yang memanjang pada beberapa bagian kota.
Inti kota utama, yaitu sebagian pusat kota dikelilingi oleh banyak pusat kedua
yang terletak sepanjang lengan-lengan yang memanjang. Lengan-lengan kota itu
mempunyai kepadatan penduduk yang sedang.
5. Metropolis cincin terbentuk dengan
kepadatan penduduk terletak di sekeliling tengah kota. Adapun daerah yang
jarang penduduknya terletak di tengah kota.
Dalam pengembangan bentuk fisik kota metropolitan tersebut,
masing-masing terdapat beberapa masalah, antara lain sebagai berikut.
a) Pengembangan kota metropolitan yang
menyebar. Permasalahannya terletak pada pilihan yang terbatas, interaksi yang
lemah, biaya transportasi yang tinggi, dan citra kota metropolitan yang
terkesan kurang hidup.
b) Pada pengembangan metropolis
galaktika, beberapa masalahnya yaitu interaksi dan penekanan biaya agar tidak
terlalu sukar untuk direalisasikan.
c) Pengembangan kota metropolitan yang
memusat mengalami hambatan dalam biaya yang tinggi karena inti kota yang padat,
kurang nyaman, dan kurang dalam mendukung partisipasi perorangan.
d) Pengembangan kota berbintang
keadaannya lebih baik karena kemacetan dapat dihindari, tetapi bentuk fisik
bintang akan cepat berubah karena perkembangan penduduk.
e) Pengembangan kota metropolitan
cincin tidak banyak memperoleh keuntungan, tetapi masalahnya adalah akan
melahirkan transportasi yang besar dan proses penyesuaian yang sangat sulit.
Yim dalam Jayadinata (1999) mengusulkan pengembangan kota
metropolitan melalui konsep Rumpun Pusat Lipat Ganda (Multiple Nuclei Cluster),
yaitu suatu wilayah metropolitan yang menempatkan pusat kota yang berfungsi ekonomi,
sosial, kebudayaan, keuangan, dan politik. Sementara itu, di sekeliling pusat
kota
dibangun beberapa bagian kota yang otonom dan serba lengkap (self contained).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar