Jumat, 29 Juli 2016

Informasi Geografi Hasil Penginderaan Jauh


1. Macam-Macam Citra
Out put atau keluaran dari indraja adalah citra indraja. Citra indraja adalah gambaran suatu objek atau gejala hasil rekaman sensor. Citra dibedakan menjadi dua, yaitu citra foto dan citra non foto.
a. Citra Foto
Citra foto adalah gambaran suatu objek atau gejala di permukaan bumi sebagai hasil pemotretan dengan kamera sebagai alat pengindra dari suatu wahana. Wahana yang digunakan diantaranya pesawat udara atau balon udara. Jika wahana yang digunakannya menggunakan pesawat udara, disebut foto udara, tetapi jika menggunakan wahana satelit, hasilnya berupa foto satelit atau foto orbital. Spektrum yang digunakan dalam citra foto dengan menggunakan spektrum tampak, infra merah terpantul, dan ultra violet fotografik.Citra foto dapat dibedakan berdasarkan kriteria tertentu, yaitu sebagai berikut.
1) Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan
·        Foto pankromatik adalah foto yang diperoleh dengan menggunakan seluruh spektrum tampak. Citra foto ini sering disebut citra konvensional karena citra ini paling banyak digunakan sejak dahulu.
·        Foto inframerah terpantul adalah foto yang diperoleh dengan menggunakan saluran infra merah terpantul.
·        Foto ortokromatik adalah foto yang diperoleh dengan menggunakan spektrum tampak dari saluran biru dan hijau.
·        Foto ultraviolet fotografik adalah foto yang diperoleh dengan menggunakan spektrum ultraviolet fotografik.
·        Foto inframerah modifikasi adalah foto yang diperoleh dengan menggunakan saluran infra merah dekat dan sebagian menggunakan spektrum tampak merah dan hijau sebagian.
2) Berdasarkan sumbu kamera, yaitu arah sumbu kamera ke permukaan bumi
·           Foto vertikal, yaitu menggunakan arah sumbu sebesar 10 atau lebih.
·           Foto agak condong, yaitu menggunakan sumbu kamera yang condong sehingga menghasilkan foto condong yang masih tidak tampak cakrawalanya.
·           Foto sangat condong, yaitu menggunakan sumbu kamera hingga menghasilkan foto yang tampak cakrawalanya.

3) Berdasarkan medan pandangan kamera
Berdasarkan sudut medan pandangan kameranya, Avery (1977) menggolongkannya menjadi:
·              Foto udara sudut kecil, yaitu foto yang diperoleh apabila sudut pandangan kameranya lebih kecil dari
·              Foto udara sudut normal, yaitu foto udara yang diperoleh apabila sudut pandangan kameranya
·              Foto udara sudut lebar, yaitu foto udara yang diperoleh apabila sudut pandangan kamera besarnya antara
·              Foto udara sudut ultra lebar, yaitu foto udara yang diperoleh apabila kamera yang dipergunakannya mempunyai sudut pandangan lebih besar dari
.
4) Berdasarkan jumlah dan jenis kamera yang digunakan
·        Foto tunggal, yaitu foto yang dibuat dengan kamera tunggal.
·        Foto jamak, yaitu foto yang dibuat pada saat yang sama dan menggambarkan daerah liputan yang sama dengan beberapa kamera berlensa tunggal atau dengan satu kamera yang berlensa dua atau lebih. Foto udara jamak dapat dibagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut.
Ø  Foto udara multispektral, yaitu foto yang diperoleh dengan pemotretan yang menggunakan kamera berlensa jamak (biasanya 4 lensa) yang masing-masing diarahkan ke objek yang sama. Kamera tersebut memiliki filter atau saluran yang dapat menyaring spektrum elektomagnetik yang dipantulkan permukaan bumi, yang mempunyai panjang gelombang tertentu. Dengan demikian, melalui masing-masing saluran akan lewat gelombang tertentu yang kemudian direkam oleh film yang peka terhadap gelombang yang mengenainya.
Ø  Foto kamera ganda, yaitu foto yang diperoleh dengan pemotretan satu objek oleh 2 kamera yang mempunyai fokus sama dengan film yang kepekaannya berbeda, atau kepekaan film sama tetapi panjang fokusnya berbeda. Sehingga dapat dihasilkan foto dengan objek yang sama dengan memiliki skala yang sama dan rona yang berbeda atau memiliki rona yang sama dengan skala berbeda.
Ø  Foto trimetrogon, yaitu foto yang diperoleh dari pemotretan vertikal dan condong yang dilakukan bersamaan. Biasanya 3 kamera dipasang dalam satu pesawat, yaitu satu kamera dengan sumbu tegak dan yang lainnya bersumbu condong ke kiri dan kanannya.

5) Berdasarkan warna yang digunakan
·     Foto warna semu (false color) atau foto inframerah berwarna. Pada foto ini, warna vegetasi yang berwarna hijau akan tampak merah pada foto.
·     Foto warna asli (true color), yaitu foto pankromatik berwarna.
6) Berdasarkan sistem wahana yang digunakan
·        Foto udara, diambil dari wahana pesawat terbang atau balon.
·        Foto satelit atau orbital, diambil dari wahana satelit.

b. Citra Nonfoto
Citra nonfoto adalah citra suatu objek yang dihasilkan oleh sensor bukan kamera dengan cara pemindaian (scanning). Citra non foto berupa citra digital yang biasanya dihasilkan dari satelit, sehingga sering disebut juga citra digital atau citra satelit. Citra non foto dapat dibedakan atas sejumlah dasar, yaitu sebagai berikut.
1) Berdasarkan spektrum elektromagnetiknya
·        Citra inframerah termal, jendela atmosfer yang digunakan memanfaatkan panjang gelombang antara 3,5 mm – 5,5 mm; antara 8 mm – 14 mm, dan sekitar 8 mm.
·        Citra radar, yaitu citra dengan tenaga yang digunakannnya berupa sistem aktif dengan menggunakan sumber tenaga buatan (pulsa), biasanya menggunakan saluran Ka dan P.
·        Citra gelombang mikro, yaitu citra yang dihasilkan dari gelombang mikro dengan menggunakan sistem pasif.
2) Berdasarkan sensor yang digunakan
·        Citra tunggal, yaitu citra yang dibuat dengan sensor tunggal. Contohnya citra yang dihasilkan dari IKONOS PAN dan SPOT HRV-PAN
·        Citra multispektral, yaitu citra yang dibuat dengan saluran jamak. Contohnya LANDSAT MSS, LANDSAT TM, SPOT HRV-XS, dan IKONOS MS
3) Berdasarkan wahana yang digunakan
·        Citra dirgantara (airbone image) yaitu citra yang dihasilkan dari wahana yang beroperasi di udara. Contohnya citra inframerah termal dan citra MMS.
·        Citra satelit (satelite/spaceborne image).Contohnya:
Ø  citra Satelit NOAA (AS) dan citra Meteor (Rusia) yang digunakan untuk penginderaan cuaca.
Ø  citra Landsat (AS), citra Soyuz (Rusia), dan citra SPOT (Prancis) untuk penginderaan sumber daya bumi;
Ø  citra Seasat (AS) dan citra MOS (Jepang) untuk penginderaan laut.
Beberapa satelit di dunia yang terkait dengan spektrum dan sensor yang digunakan untuk menyelidiki sumber daya bumi diantaranya sebagai berikut.
1.      Satelit generasi 1 (1960 – 1970), yaitu dikembangkan untuk studi cuaca. Diantaranya adalah Tiros, Nimbus, dan ERTS oleh National Aeronautic and Space Administration (NASA). Menggunakan sensor kamera Return Beam Vidicon (RBV) dan Multi Spectral Scanner (MSS). Kedua sensor masih mengunakan spektrum elektromagnetik tampak (visible) dan infra merah dekat. Resolusi spasial MSS sebesar 80 meter dan resolusi temporalnya 18 hari. Pada 1975 dan 1978 diluncurkan satelit sejenis. Satelit ERTS lebih banyak mengindra daratan (land) sehingga muncullah istilah Landsat 1, 2, dan 3 untuk menyebut 3 ERTS yang diluncurkan. Indonesia memanfaatkan data dari Landsat ini untuk berbagai penelitian dan inventarisasi yang dikoordinasikan oleh Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL).
2.      Satelit Generasi 2, yaitu ditandai dengan peluncuran Landsat 4 (1982) dan Landsat 5 (1985) oleh NASA-USA dan SPOT 1 (1986) oleh Prancis. Landsat 4 dan 5 selain menggunakan sensor MSS ditambah lagi dengan sensor Thematic Mapper(TM). Landsat TM menggunakan 7 saluran spektral, yaitu gelombang elektromagnetik tampak, infra merah dekat, dan infra merah thermal (band 1, 2, 3, 4, 5, dan 7). Resolusi spasialnya 30 meter. Khusus untuk saluran 6, resolusi spasialnya sebesar 120 meter dan menggunakan spektrum inframerah thermal. Karena resolusi spasialnya semakin kecil (dari satu pixel 80 m menjadi satu pixel = 30 m), maka hasilnya semakin baik.Satelit SPOT-1 (System Pour Observation de la Terre) diluncurkan Prancis 1986 membawa sensor HRV 1 dan HRV 2 dengan menggunakan gelombang tampak dan infra merah dekat. Kedua sensor tersebut bekerja dengan dua mode, yaitu model Pankromatik (P) dan Multispektral (XS). Model P menggunakan panjang gelombang tampak dengan resolusinya 10 meter sedangkan XS menggunakan tiga saluran XS-1 (spektrum hijau), XS-2 (merah), dan XS-3 (inframerah).
3.      Satelit Generasi 3, meliputi satelit sumber daya yang diluncurkan pada 1990- an memiliki kemajuan dalam resolusi spektralnya. Contoh satelit generasi ini, yaitu satelit ERS-1, JERS-1 dan Almaz-1. Kemajuannya telah menggunakan gelombang mikro atau sistem radar pada sensornya yang dapat menembus awan dan kabut. Satelit ERS-1 dan JERS-1 memiliki resolusi spasialnya 30 meter, sedangkan Almaz-1 sampai 5 meter.


Tidak ada komentar: