1. Macam-Macam Citra
Out
put atau keluaran dari indraja adalah citra indraja. Citra indraja adalah
gambaran suatu objek atau gejala hasil rekaman sensor. Citra dibedakan menjadi
dua, yaitu citra foto dan citra non foto.
a. Citra Foto
Citra foto adalah gambaran suatu
objek atau gejala di permukaan bumi sebagai hasil pemotretan dengan kamera
sebagai alat pengindra dari suatu wahana. Wahana yang digunakan diantaranya
pesawat udara atau balon udara. Jika wahana yang digunakannya menggunakan
pesawat udara, disebut foto udara, tetapi jika menggunakan wahana satelit,
hasilnya berupa foto satelit atau foto orbital. Spektrum yang digunakan dalam
citra foto dengan menggunakan spektrum tampak, infra merah terpantul, dan ultra
violet fotografik.Citra foto dapat dibedakan berdasarkan kriteria tertentu,
yaitu sebagai berikut.
1) Berdasarkan spektrum
elektromagnetik yang digunakan
·
Foto
pankromatik adalah foto yang diperoleh dengan menggunakan seluruh spektrum
tampak. Citra foto ini sering disebut citra konvensional karena citra ini
paling banyak digunakan sejak dahulu.
·
Foto
inframerah terpantul adalah foto yang diperoleh dengan menggunakan saluran
infra merah terpantul.
·
Foto
ortokromatik adalah foto yang diperoleh dengan menggunakan spektrum tampak dari
saluran biru dan hijau.
·
Foto
ultraviolet fotografik adalah foto yang diperoleh dengan menggunakan spektrum
ultraviolet fotografik.
·
Foto
inframerah modifikasi adalah foto yang diperoleh dengan menggunakan saluran
infra merah dekat dan sebagian menggunakan spektrum tampak merah dan hijau
sebagian.
2) Berdasarkan sumbu kamera, yaitu
arah sumbu kamera ke permukaan bumi
·
Foto
vertikal, yaitu menggunakan arah sumbu sebesar 10 atau lebih.
·
Foto
agak condong, yaitu menggunakan sumbu kamera yang condong sehingga menghasilkan
foto condong yang masih tidak tampak cakrawalanya.
·
Foto
sangat condong, yaitu menggunakan sumbu kamera hingga menghasilkan foto yang
tampak cakrawalanya.
3) Berdasarkan medan pandangan kamera
Berdasarkan sudut medan pandangan
kameranya, Avery (1977) menggolongkannya menjadi:
·
Foto udara sudut kecil, yaitu foto
yang diperoleh apabila sudut pandangan kameranya lebih kecil dari
•

·
Foto udara sudut normal, yaitu foto
udara yang diperoleh apabila sudut pandangan kameranya
–



·
Foto udara sudut lebar, yaitu foto
udara yang diperoleh apabila sudut pandangan kamera besarnya antara
–



·
Foto udara sudut ultra lebar, yaitu
foto udara yang diperoleh apabila kamera yang dipergunakannya mempunyai sudut
pandangan lebih besar dari 

.
4) Berdasarkan jumlah dan jenis kamera yang digunakan
·
Foto tunggal, yaitu foto yang dibuat
dengan kamera tunggal.
·
Foto jamak, yaitu foto yang dibuat
pada saat yang sama dan menggambarkan daerah liputan yang sama dengan beberapa
kamera berlensa tunggal atau dengan satu kamera yang berlensa dua atau lebih.
Foto udara jamak dapat dibagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai
berikut.
Ø Foto udara multispektral, yaitu foto yang diperoleh dengan
pemotretan yang menggunakan kamera berlensa jamak (biasanya 4 lensa) yang
masing-masing diarahkan ke objek yang sama. Kamera tersebut memiliki filter
atau saluran yang dapat menyaring spektrum elektomagnetik yang dipantulkan
permukaan bumi, yang mempunyai panjang gelombang tertentu. Dengan demikian, melalui
masing-masing saluran akan lewat gelombang tertentu yang kemudian direkam oleh
film yang peka terhadap gelombang yang mengenainya.
Ø Foto kamera ganda, yaitu foto yang diperoleh dengan
pemotretan satu objek oleh 2 kamera yang mempunyai fokus sama dengan film yang
kepekaannya berbeda, atau kepekaan film sama tetapi panjang fokusnya berbeda.
Sehingga dapat dihasilkan foto dengan objek yang sama dengan memiliki skala
yang sama dan rona yang berbeda atau memiliki rona yang sama dengan skala
berbeda.
Ø Foto trimetrogon, yaitu foto yang diperoleh dari pemotretan
vertikal dan condong yang dilakukan bersamaan. Biasanya 3 kamera dipasang dalam
satu pesawat, yaitu satu kamera dengan sumbu tegak dan yang lainnya bersumbu
condong ke kiri dan kanannya.
5) Berdasarkan warna yang digunakan
· Foto warna semu (false color) atau
foto inframerah berwarna. Pada foto ini, warna vegetasi yang berwarna hijau
akan tampak merah pada foto.
· Foto warna asli (true color), yaitu
foto pankromatik berwarna.
6) Berdasarkan sistem wahana yang
digunakan
·
Foto
udara, diambil dari wahana pesawat terbang atau balon.
·
Foto
satelit atau orbital, diambil dari wahana satelit.
b. Citra Nonfoto
Citra
nonfoto adalah citra suatu objek yang dihasilkan oleh sensor bukan kamera
dengan cara pemindaian (scanning). Citra non foto berupa citra digital yang
biasanya dihasilkan dari satelit, sehingga sering disebut juga citra digital
atau citra satelit. Citra non foto dapat dibedakan atas sejumlah dasar, yaitu
sebagai berikut.
1) Berdasarkan spektrum elektromagnetiknya
·
Citra
inframerah termal, jendela atmosfer yang digunakan memanfaatkan panjang
gelombang antara 3,5 mm – 5,5 mm; antara 8 mm – 14 mm, dan sekitar 8 mm.
·
Citra
radar, yaitu citra dengan tenaga yang digunakannnya berupa sistem aktif dengan
menggunakan sumber tenaga buatan (pulsa), biasanya menggunakan saluran Ka dan
P.
·
Citra
gelombang mikro, yaitu citra yang dihasilkan dari gelombang mikro dengan
menggunakan sistem pasif.
2) Berdasarkan sensor yang digunakan
·
Citra
tunggal, yaitu citra yang dibuat dengan sensor tunggal. Contohnya citra yang
dihasilkan dari IKONOS PAN dan SPOT HRV-PAN
·
Citra
multispektral, yaitu citra yang dibuat dengan saluran jamak. Contohnya LANDSAT
MSS, LANDSAT TM, SPOT HRV-XS, dan IKONOS MS
3) Berdasarkan wahana yang digunakan
·
Citra
dirgantara (airbone image) yaitu citra yang dihasilkan dari wahana yang
beroperasi di udara. Contohnya citra inframerah termal dan citra MMS.
·
Citra
satelit (satelite/spaceborne image).Contohnya:
Ø citra Satelit NOAA (AS) dan citra
Meteor (Rusia) yang digunakan untuk penginderaan cuaca.
Ø citra Landsat (AS), citra Soyuz
(Rusia), dan citra SPOT (Prancis) untuk penginderaan sumber daya bumi;
Ø citra Seasat (AS) dan citra MOS
(Jepang) untuk penginderaan laut.
Beberapa
satelit di dunia yang terkait dengan spektrum dan sensor yang digunakan untuk
menyelidiki sumber daya bumi diantaranya sebagai berikut.
1. Satelit generasi 1 (1960 – 1970),
yaitu dikembangkan untuk studi cuaca. Diantaranya adalah Tiros, Nimbus, dan
ERTS oleh National Aeronautic and Space Administration (NASA). Menggunakan
sensor kamera Return Beam Vidicon (RBV) dan Multi Spectral Scanner (MSS). Kedua
sensor masih mengunakan spektrum elektromagnetik tampak (visible) dan infra
merah dekat. Resolusi spasial MSS sebesar 80 meter dan resolusi temporalnya 18
hari. Pada 1975 dan 1978 diluncurkan satelit sejenis. Satelit ERTS lebih banyak
mengindra daratan (land) sehingga muncullah istilah Landsat 1, 2, dan 3 untuk
menyebut 3 ERTS yang diluncurkan. Indonesia memanfaatkan data dari Landsat ini
untuk berbagai penelitian dan inventarisasi yang dikoordinasikan oleh Badan
Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL).
2. Satelit Generasi 2, yaitu ditandai
dengan peluncuran Landsat 4 (1982) dan Landsat 5 (1985) oleh NASA-USA dan SPOT
1 (1986) oleh Prancis. Landsat 4 dan 5 selain menggunakan sensor MSS ditambah lagi dengan sensor Thematic Mapper(TM). Landsat TM menggunakan 7
saluran spektral, yaitu gelombang elektromagnetik tampak, infra merah dekat,
dan infra merah thermal (band 1, 2, 3, 4, 5, dan 7). Resolusi spasialnya 30
meter. Khusus untuk saluran 6, resolusi spasialnya sebesar 120 meter dan
menggunakan spektrum inframerah thermal. Karena resolusi spasialnya semakin
kecil (dari satu pixel 80 m menjadi satu pixel = 30 m), maka hasilnya semakin
baik.Satelit SPOT-1 (System Pour Observation de la Terre) diluncurkan Prancis
1986 membawa sensor HRV 1 dan HRV 2 dengan menggunakan gelombang tampak dan
infra merah dekat. Kedua sensor tersebut bekerja dengan dua mode, yaitu model
Pankromatik (P) dan Multispektral (XS). Model P menggunakan panjang gelombang
tampak dengan resolusinya 10 meter sedangkan XS menggunakan tiga saluran XS-1
(spektrum hijau), XS-2 (merah), dan XS-3 (inframerah).
3. Satelit Generasi 3, meliputi satelit
sumber daya yang diluncurkan pada 1990- an memiliki kemajuan dalam resolusi
spektralnya. Contoh satelit generasi ini, yaitu satelit ERS-1, JERS-1 dan
Almaz-1. Kemajuannya telah menggunakan gelombang mikro atau sistem radar pada
sensornya yang dapat menembus awan dan kabut. Satelit ERS-1 dan JERS-1 memiliki
resolusi spasialnya 30 meter, sedangkan Almaz-1 sampai 5 meter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar