Sistem
penginderaan jauh merupakan serangkaian komponen yang saling berkaitan dan
bekerja sama secara terkoordinasi untuk melakukan penginderaan.
Rangkaian komponen dalam indraja
meliputi sumber tenaga, amtosfer, objek,
sensor dan wahana, perolehan data
dan pengguna data.
1. Sumber Tenaga
Penginderaan
jauh menggunakan tenaga elektromagnetik baik dari sumber alami maupun buatan
manusia. Matahari merupakan sumber tenaga alam yang paling utama. Stefan
Boltzman menyebutkan bahwa semua benda di atas suhu
K melepaskan tenaga elektromagnetik yang ditimbulkan oleh
gerakan atom dan molekulnya. Makin tinggi suhunya, makin besar pula tenaga yang
dilepaskan. Dengan demikian, cahaya matahari yang suhunya tinggi merupakan
sumber utama tenaga elektromagnetik.Spektrum elektromagnetik yang terpancar
dari matahari merupakan suatu klasifikasi tipe-tipe tenaga yang bergerak dengan

kecepatan cahaya (± 3 ×
m/det) dalam suatu pola gelombang harmonik atau getaran
selaras dan mempunyai panjang gelombang yang bervariasi.

Adapun
frekuensi ialah jumlah siklus gelombang yang melalui satu titik dalam satu
detik. Satuannya dinyatakan dalam hertz (Hz). Tolok ukur yang banyak digunakan
dalam kepentingan penginderaan jauh adalah perbedaan dari panjang gelombangnya.
Panjang gelombang sangat beraneka dan ukurannya dinyatakan dengan skala
mikrometer. Radiasi matahari yang terurai dalam bentuk tenaga elektromagnetik
memiliki panjang gelombang (λ) yang berbeda.
Berkas
tenaga elektromagnetik terdiri atas sejumlah spektrum yang luas, yaitu spektra
kosmik, gamma, sinar X, ultraviolet , cahaya tampak, infra merah, gelombang
mikro, dan radio. Jumlah total dari seluruh spektrum disebut spektrum
elektromagnetik.Adanya gelombang dan spektrum elektromagnetik pada penginderaan
jauh sangat diperhatikan karena terkait dengan saluran (cannel atau band) yang
akan digunakan.
Sistem
penginderaan jauh yang menggunakan matahari sebagai sumber tenaga disebut
sistem pasif, sedangkan yang menggunakan tenaga buatan manusia sebagai sumber
tenaganya disebut sistem aktif.
a. Sistem Pasif
Penginderaan jauh sistem pasif
menggunakan sumber tenaga sinar matahari. Sehingga perekaman objek hanya
dilakukan pada waktu siang hari. Pada umumnya dipilih saat terjadi perbedaan
suhu yang besar pada setiap objek sehingga memudahkan pengenalan objek pada
citra, yaitu sekitar pukul 10.00 sampai 11.00 siang. Jika terlalu pagi, suhu
permukaan bumi antara objek air jernih, hutan, dan lahan terbuka masih tidak
jauh perbedaan suhunya. Akan tetapi, jika menjelang siang, antara tiga objek
utama (air jernih, hutan, dan lahan terbuka) sudah dapat dibedakan keadaan
suhunya setelah
disinari matahari.
b. Sistem Aktif
Penginderaan jauh yang menggunakan
sistem aktif disebut sistem radar (radio detecting and ranging). Pada sistem
ini, sensor dilengkapi dengan tenaga pulsa bertenaga tinggi yang dipancarkan
dalam waktu sangat cepat. Pancarannya ditujukan pada salah satu objek yang akan
diindra. Jika pulsa
radar mengenai objek, tenaga pulsa
dapat dipantulkan kembali ke sensor radar. Sensor ini mengukur dan mencatat
waktu dari saat pemancaran hingga kembali ke sensor. Selain itu, sensor
mengukur dan mencatat intensitas tenaga balik pulsa itu. Berdasarkan waktu
perjalanan pulsa, radar dapat menghitung jarak objek, sedangkan berdasarkan
intensitas tenaga baliknya dapat mengukur jenis objeknya.
2. Atmosfer
Tidak
semua radiasi elektromagnetik dapat sampai ke permukaan bumi. Hal ini karena
sebagian daripada radiasi elektromagnetik mengalami hambatan oleh atmosfer yang
berupa debu, uap air, dan gas. Proses penghambatannya dapat terjadi dalam
bentuk serapan, pantulan, dan hamburan.
Sebagian
besar tenaga elektromagnetik yang mencapai permukaan bumi diserap oleh objek di
permukaan bumi. Sebagian lagi ada yang dihamburkan yaitu dipantulkan secara
acak, dan selebihnya dipantulkan oleh benda tersebut hingga mencapai sensor
yang dipasang pada wahana penginderaan jauh. Hanya sebagian kecil spektrum
elektromagnetik yang sampai ke permukaan dan digunakan dalam penginderaan jauh.
Bagian-bagian spektrum elektromagnetik yang dapat melalui atmosfer dan mencapai
permukaan bumi disebut jendela atmosfer.
Pancaran
Sinar X dari matahari diserap oleh atmosfer, sehingga pada penginderaan jauh
tidak dipakai. Radiasi ultraviolet yang panjang gelombangnya kurang dari 0,3 μm
diserap oleh ozon pada atmosfer bagian atas, sedangkan ultra violet fotografik
yang panjang gelombangnya 0,3 – 0,4 μm dapat diteruskan oleh
atmosfer sehingga dapat dideteksi
dengan film dan detektor foto, tetapi hamburan atmosfernya sangat kuat.Spektrum
sinar tampak yang panjang gelombangnya 0,4 μm sampai dengan 0,7 μm adalah salah
satu spektrum yang dapat menembus atmosfer dan sampai di permukaan bumi. Infra
merah saluran dekat dengan panjang gelombang 0,7 μm sampai 0,9 μm dapat dideteksi
dengan film disebut radiasi infra merah fotografik /infra merah terpantul.
Sedangkan infra merah saluran sedang dengan panjang gelombangnya 3 μm – 5 μm
dan 8 μm – 14 μm
hanya dapat dideteksi dengan
menggunakan optical mechanical scanner. Infra merah ini disebut infra merah
termal.
Radiasi
gelombang elektromagnetik yang lebih besar lagi adalah spektrum gelombang mikro
(panjang gelombang 0,1 cm – 100 cm). Spektrum gelombang mikro ini akan
digunakan dalam penginderaan jauh dengan sistem radar. Spektrum sinar tampak
dapat terganggu oleh hamburan yang disebabkan oleh butir-butir yang terkandung
dalam atmosfer seperti asap, debu, dan kabut tipis, sedangkan spektrum infra
merah diserap oleh gas CO2, ozon, dan uap air.
3.
Objek di Permukaan Bumi
Objek
di permukaan bumi dapat berupa batuan, tanah, air, tumbuhan alam ataupun objek
hasil budaya manusia. Setiap objek memiliki karakteristik tersendiri dalam
menyerap dan memantulkan tenaga spektrum elektromagnetik yang diterimanya.
Karakteristik ini disebut karakteristik spektral.
Dengan
demikian, maka objek-objek tersebut akan memberikan rona (kecerah-an) yang
berbeda pada citra. Objek yang banyak memantulkan tenaga elektromag-netik akan
tampak cerah pada citra, sedangkan objek yang banyak menyerap tenaga akan tampak
gelap.Grafik di samping menunjukkan refleksi
yang khas dari spektra lima
material, yaitu air jernih, air keruh, lahan kosong, dan
dua jenis tumbuh-tumbuhan.
4. Sensor dan Wahana
Alat
pengindra atau sensor pada umumnya dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu kamera
udara, scanner, dan Side Looking Airborne Radar
a. Kamera Udara
Kamera udara disebut juga dengan
istilah sensor fotografik, biasa dipakai untuk merekam spektrum sinar tampak,
ultraviolet fotografik, dan infra merah pantulan.
b. Scanner
Scanner tergolong sensor non
fotografik dan biasa dipakai untuk merekam spektrum diluar spektrum sinar
tampak. Scanner dapat merekam gelombang ultraviolet sampai infra merah termal.
Pada umumnya, scanner ada 2 macam, yaitu Multispectral Scanner dan
Electro-optical infrared scanner.
c. Side Looking Airborne Radar
(SLAR)
Pesawat radar biasanya dipakai dalam
penginderaan jauh sistem aktif. Gelombang radar yang mempunyai panjang
gelombang 0,1 cm – 30 cm dipancarkan melalui antena pesawat radar yang dipasang
pada sisi pesawat udara. Atas dasar inilah, maka sistem ini disebut SLAR (side
looking aiborne
radar). Gelombang radar yang
dipantulkan oleh permukaan bumi diterima oleh pesawat penerima gelombang.
Kemudian dengan cara elektronik diteruskan ke alat perekam.
Adapun
wahana adalah kendaraan yang digunakan untuk membawa sensor guna mendapatkan
data penginderaan jauh.
Berdasarkan ketinggiannya, wahana
dapat dibedakan menjadi:
·
pesawat
terbang rendah, yaitu pesawat yang terbang 1.000 – 9.000 meter di atas
permukaan bumi,
·
pesawat
terbang tinggi, yaitu yang terbang lebih dari 18.000 meter di atas permukaan
bumi.
·
satelit
yang ketinggiannya bisa mencapai 400 km sampai 900 km.
5. Perolehan Data
Data
indraja dapat diperoleh secara manual atau cara numerik (digital). Secara manual
data diperoleh dengan cara interpretasi citra. Dalam melakukan interpretasi
citra secara manual dapat dilakukan dengan alat stereoskop. Alat ini dapat
digunakan dalam mengamati citra secara tiga dimensi. Adapun secara nu-
merik, data dapat diperoleh dengan
menggunakan komputer.
6. Pengguna Data
Pengguna
data merupakan komponen yang penting dalam sistem indraja. Pengguna data adalah
orang atau lembaga yang memanfaatkan informasi hasil
indraja.Data indraja sangat
bermanfaat untuk memperoleh data spasial yang dapat digunakan dalam berbagai
bidang. Oleh karena itu, ketelitian atau tidaknya suatu citra dapat menentukan
diterima atau tidaknya data tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar