Jumat, 29 Juli 2016

CARA MENENTUKAN LOKASI INDUSTRI

CARA MENENTUKAN LOKASI INDUSTRI
A.    Menentukan Lokasi Industri dengan Peta
Menentukan lokasi industri melalui peta, dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, kita terlebih dahulu menentukan jenis industri apa yang akan dibangun, sehingga menentukan siapa pangsa pasarnya, apa bahan bakunya, berapa tenaga kerja baik tenaga ahli atau tenaga kasar yang dibutuhkan serta kemana akan
dipasarkan hasil produksinya. Kedua, menentukan lokasi industri diawali dengan analisis peta, baik peta dasar maupun peta tematik. Selanjutnya, memilih salah satu lokasi industri berdasarkan pada teori. kemudian menentukan jenis industry yang akan didirikan.
Setelah ditentukan jenis industri yang akan dibangun, maka hal-hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah analisis peta dasar dan pemetaan tematik, kemudian dilanjutkan dengan overlay (tumpang susun) peta yang telah dibuat. Kemudian dibahas berdasarkan teori-teori lokasi industri.
a. Analisis Peta Topografi
Peta dasar yang dijadikan analisis adalah peta rupa bumi yaitu peta dasar berupa peta rupa bumi yang diterbitkan oleh BAKOSURTANAL. Kemudian identifikasi morfologi daerah yang akan dijadikan lokasi industri dengan cara
mengidentifikasi garis konturnya serta pengecekan lapangan. Hasilnya berupa peta bentang lahan atau peta geomorfologi. Kemudian peta jaringan jalan dan drainase (aliran sungai) dibuat langsung dengan menjiplak dari kenampakan peta rupa bumi yang ada. Kondisi-kondisi ini sangat berkaitan dengan kondisi relief yang akan berpengaruh pada aktivitas manusia dalam perindustrian.
b. Pemetaan Tematik
Pemetaan tematik dilakukan pada variabel-variabel yang dibutuhkan sebagai data dalam perindustrian. Beberapa peta yang harus dibuat diantaranya adalah peta bahan baku, peta penduduk, peta sumber energi, dan peta cuaca.
1). Pemetaan Bahan Mentah dan Bahan Baku
Pemetaan bahan mentah dan bahan baku untuk industri sangatlah penting terutama industri yang berorientasi pada bahan mentah seperti industri pertambangan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemetaan bahan mentah dan bahan baku diantaranya adalah sebagai berikut.
a) Tipe atau jenis bahan mentah dan bahan baku
b) Jumlah dan kualitas bahan mentah dan bahan baku.
c) Persebaran asal bahan mentah dan bahan baku.
d) Potensi bahan mentah dan bahan baku untuk masa yang akan datang

Adapun bahan baku ditinjau dari asalnya dibedakan menjadi empat macam.
a)   Bahan baku berasal dari pertanian (pertanian bahan pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, hasil hutan budi daya).
b)    Bahan baku berasal dari alam yang meliputi flora dan fauna. Bahan baku yang berasal dari flora dan fauna adalah hasil dari tumbuh-tumbuhan yang umumnya terdapat di hutan, semak dan belukar. Bahan baku yang berada dari fauna diperoleh baik dari binatang darat, binatang air tawar maupun binatang air laut.
c)   Bahan baku yang berasal dari bahan galian atau pertambangan, seperti emas, perak, tembaga, timah, besi, minyak dan gas bumi, batubara dan panas bumi.
d)  Bahan baku yang berasal dari bahan setengah jadi yang kedudukannya merupakan barang hasil olahan industri manufaktur hulu atau barang lain yang dianggap sebagai bahan baku dari industri manufaktur hilir. Barang ini dapat berupa suku cadang, atau kain untuk industri pakaian dan semen untuk industri tegel.
2). Pemetaan Penduduk
Pemetaan penduduk di area dan wilayah sekitarnya yang akan dibangun industri sangat dibutuhkan. Hal ini akan bermanfaat ganda, yaitu sebagai data untuk tenaga kerja dan sekaligus sebagai konsumen yang menjadi pangsa pasar. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemetaan penduduk adalah sebagai berikut.
a)      Persebaran penduduk yang meliputi jumlah, jenis kelamin, dan umur.
b)      Pendapatan meliputi jumlah, distribusi, pertumbuhan dan elastisitas permintaan barang-barang tertentu.
c)      Karakteristik konsumen (sifat pemboros atau hidup).
d)        Mata pencaharian
3). Pemetaan Unsur-Unsur Iklim
Iklim di Indonesia merupakan iklim tropis, sehingga yang perlu dipetakan adalah peta tematik yang bersifat dinamisnya dari unsur iklim, yaitu seperti curah hujan dan pergantian musimnya. Sehingga dari peta ini kita dapat mengetahui kapan waktu pengoptimalan proses produksi dan kapan kita harus berhati-hati terhadap gejala alam yang terjadi.Setelah dibuat peta geomorfologi, peta jaringan jalan, peta penduduk yang menjadi konsumen dan peta sumber bahan baku, maka akan dilakukan tumpang susun ( overlay) peta-peta yang ada. Kemudian dipilihlah lokasi-lokasi yang strategis artinya lokasi itu memiliki atau memberikan pilihan-pilihan yang menguntungkan dari sejumlah akses yang ada. Semakin strategis suatu lokasi untuk kegiatan industri, berarti akan semakin besar peluang untuk meraih keuntungannya, sehingga industri tersebut akan berkembang
Teori-teori tentang lokasi industri dengan memperhatikan faktor-faktor di atas, diantaranya adalah sebagai berikut.
1)      Teori Lokasi Industri (Theory of Industrial Location)
Pada teori ini, penentuan suatu lokasi industri harus mempertimbangkan risiko biaya atau ongkos paling minimal. Teori ini secara penuh dapat terbukti jika memenuhi persyaratan seb-agai berikut.
a)      Wilayah rencana penempatan lokasi industri memiliki topografi yang seragam, iklim, dan penduduknya juga relatif homogen.
b)      Ketersediaan sumber daya atau bahan mentah yang memadai.
c)      Upah tenaga kerja diatur berdasarkan ketentuan tertentu semacam Upah Minimum Regional (UMR).
d)     Biaya angkut ditentukan oleh bobot bahan yang diangkut dan jarak.
e)      Terdapat persaingan antar kegiatan industri.
f)       Manusia yang ada di daerah tersebut masih berfikir rasional.
Rumus teori lokasi industri dari Alfred Weberdapat digunakan jika persyaratan tersebut terpenuhi. Dalam analisisnya, Weber menggunakan tiga faktor atau variabel tertentu, yaitu titik material, titik konsumsi, dan titik tenaga kerja. Ketiga faktor tersebut diukur dengan ekuivalensi ongkos transport.Dalam merealisasikannya, dengan memperitungkan ketiga faktor tersebut di atas, maka dibuatlah beberapa asumsi, yaitu jika hanya tersedia suatu jenis alat transportasi, lokasi pabrik hanya ada disuatu tempat, ada beberapa macam bahan mentah dengan sumber yang berasal dari beberapa tempat, maka ongkos dan transportasi akan bergantung pada dua hal pokok, yaitu bobot barang dan jarak. Berdasarkan teori Weber tersebut, dapat digambarkan dengan segitiga Weber dalam menentukan lokasi industri.
2.  Teori Lokasi Industri Optimal dari Losch
Dalam teori ini, yang dijadikan dasar adalah faktor permintaan (demand
). Diasumsikan bahwa lokasi optimal dari suatu pabrik atau industri adalah seseorang dapat menguasai wilayah pemasaran yang luas sehingga dapat dihasilkanpendapatan paling banyak.Losch mengasumsikan bahwa pada suatu permukaan lahan yang datar dan homogen, jika disuplai oleh pusat (industri),
volume penjualan akan membentuk kerucut. Semakin jauh dari pusat industri, semakin berkurang volume penjualan barang karena harganya semakin tinggi, akibat dari naiknya ongkos transportasi. Berdasarkan teori ini setiap tahun pabrik akan mencari lokasi yang dapat menguasai wilayah pasar seluas-luasnya. Di samping itu, ia tidak mau jika wilayah pasarannya akan terjadi tumpang tindih dengan wilayah pemasaran milik pabrik lain yang menghasilkan barang yang
sama sehingga akan mengurangi pendapatannya. Oleh karena itu, ia akan mendirikan pabrik-pabrik secara merata dan saling bersambungan sehingga berbentuk heksagonal.
3.  Teori Susut dan Ongkos Transportasi (Theori of Weight Loss and Transport ost
Teori ini mengemukakan bagaimana hubungan antara faktor susut dan ongkos transportasi dengan melihat kecenderungan lokasi industri, yaitu mengkaji kemungkinan penempatan industri di tempat yang paling menguntungkan secara ekonomi. Kecenderungan yang timbul dari beberapa kasus teori ini, yaitu:
a. Makin besar angka rasio susut dalam pengolahan, makin
besar kecenderungan penempatan industri di daerah sum-
ber bahan mentah, dengan catatan faktor lainnya sama.
b. Makin besar perbedaan ongkos transport antara bahan
mentah dan barang jadi, makin besar kecenderungan
daerah pemasaran dipilih sebagai lokasi industri. Artinya,
biaya transportasi produk ke daerah pemasaran lebih ren-
dah bila dibandingkan dengan biaya angkut bahan men-
tah (bahan baku).
Dari teori-teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam
penempatan lokasi industri, jenis industri akan berhubungan
dengan sumber daya alam sebagai bahan baku, pangsa
pasar, tenaga kerja dan transportasi. Selain itu yang menjadi
pertimbangan lainnya adalah budaya masyarakat sekitar
dan kebijakan pemerintahnya demi keberlangsungan suatu
industri, dan lokasi serta pengolahan limbah industri.


Faktor Penyebab Perubahan


Faktor penyebab perubahan sosial dan kebudayaan digolongkan menjadi dua, yaitu faktor dari dalam masyarakat dan faktor dari luar masyarakat.
a.Faktor dari Dalam Masyarakat
Faktor dari dalam masyarakat meliputi sebagai berikut.
1) Pertambahan Penduduk
   Pertambahan penduduk menyebabkan perubahan dalam pola tempat tinggal, yang semula terpusat pada lingkungan kerabat, berubah terpencar yang berorientasi pada pekerjaan.
2) Pertentangan Dalam Masyarakat
Konflik antarkelompok sosial atau golongan sosial dalam masyarakat menyebabkan perubahan masyarakat yang bersangkutan.
Contoh: Konflik yang berlatar belakang SARA pada masyarakat majemuk, menyebabkan retaknya persatuan dan kesatuanbangsa.
3) Terjadi Pemberontakan/Revolusi
Pemberontakan/revolusi menyebabkan perubahan peta politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Contoh: Pemberontakan G 30 S/PKI tahun 1965 membawa perubahan
dalam sistem politik Indonesia dan dilarangnya ajaran komunis di Indonesia.
4) Berkurangnya Penduduk
Semakin berkurangnya penduduk menyebabkan pertumbuhan masyarakat secara keseluruhan.
Contoh: Perpindahan penduduk dari desa ke kota atau urbanisasi menyebabkan sulitnya mendapatkan tenaga muda di desa.
5) Penemuan Baru
Suatu proses sosial dan kebudayaan yang besar yang terjadi dalam jangka waktu tertentu tidak terlalu lama disebut penemuan baru atau inovasi.
Penemuan baru yang merupakan penyebab perubahan dibedakan menjadi dua, yaitu discovery dan invention.
Discovery adalah suatu penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik alat maupun ide yang diciptakan individu/kelompok individu. Invention adalah suatu penemuan baru yang telah diakui, diterima, dan diterapkan/digunakan masyarakat.
6) Peranan Nilai yang Diubah
Nilai yang diubah membawa perubahan dalam masyarakat, misal pembudayaan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) di Indonesia mampu mencegah pertambahan penduduk.
7) Peranan Tokoh Kharismatik
   Tokoh kharismatik membawa pengaruh dalam perubahan masyarakat, misalnya pengaruh Nabi Muhammad saw. Terhadap umat Islam di seluruh dunia.
b.Faktor dari Luar Masyarakat
Faktor dari luar masyarakat meliputi sebagai berikut.
1) Pengaruh Lingkungan Alam
Alam fisik yang subur dan tandus, membawa pengaruh berbeda dalam tingkat kemakmuran masyarakatnya.
Contoh: Pengaruh pembangunan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri terhadap masyarakat tani di Sukoharjo dibandingkan sebelum dan sesudah dibangun waduk.
2) Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain
Kontak kebudayaan antarmasyarakat akan menyebabkan pengaruh positif dan negatif.
Contoh: Kontak kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan barat. Pengaruh positif berupa transformasi iptek, sedangkan pengaruh negatif sikap westernis
sekelompok masyarakat Indonesia.
3) Peperangan
Perang menyebabkan perubahan negatif seluruh aspek kehidupan masyarakat.
Contoh: Perang Afganistan yang membawa derita berkepanjangan masyarakat.


Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan sosial


a.Faktor Pendorong Perubahan
1.      Sikap menghargai hasil karya orang lain dan kehendak untuk maju.
2.      Deviasi, yaitu toleransi terhadap perbuatan menyimpang asal bukan merupakan dalih/pelanggaran.
3.      Kontak dengan kebudayaan lain.
4.      Sistem pendidikan formal yang maju.
5.      Sistem terbuka dalam lapisan masyarakat.
6.      Penduduk yang heterogen.
7.      Rasa ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu.
8.      Orientasi ke masa depan.
9.      Sikap optimis dalam hidup.
b.Faktor Penghambat Perubahan
1.      Rasa takut akan terjadinya kegoyahan dan mempengaruhi integrasi kebudayaan.
2.      Sikap tertutup dan berprasangka terhadap hal-hal baru.
3.      Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
4.      Perkembangan iptek yang terlambat.
5.      Sikap fatalistic masyarakat.
6.      Vested-interested adanya kepentingan-kepentingan individual yang tertanam kuat pada diri agen perubahan.
7.      Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis.
8.      Hambatan dari faktor adat atau kebiasaan.
9.      Sikap pesimis dalam hidup.


Bentuk Perubahan Sosial


Bentuk perubahan sosial dan kebudayaan sebagai berikut.
a.Perubahan Kecil
Perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial, yang tidak membawa pengaruh langsung bagi masyarakat.
Contoh:Perubahan mode, baik mode pakaian, mode rambut, dan lain-lain.
b.Perubahan Besar
Perubahan sosial dan kebudayaan yang membawa pengaruh langsung terhadap aspek-aspek kehidupan masyarakat.
Contoh: Modernisasi, industrialisasi, liberalisasi, dan globalisasi.
c. Evolusi
Perubahan yang berjangka waktu lama, dari serangkaian perubahan kecil yang saling berhubung dan saling mempengaruhi.
Contoh: Evolusi masyarakat agraris menjadi industri.
d. Revolusi
Perubahan yang berlangsung secara cepat, dari serangkaian perubahan yang menyangkut sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat.
Contoh: Revolusi Industri di Inggris.
e. Perubahan yang Dikehendaki
Suatu tahapan-tahapan perubahan sosial dan kebudayaan yang telah direncanakan oleh agen perubahan atau agent of change.
Contoh:Pembangunan Rumah Sakit.
f. Perubahan yang Tidak Dikehendaki
Suatu dampak dari perubahan sosial dan kebudayaan yang telah direncanakan.
Contoh: Pembangunan sarana jalan raya yang membawa dampak angka kecelakaan lalu lintas yang tinggi.


Unsur-Unsur Peta

                              
Dalam ilmu geografi kedudukan peta sangat penting, bahkan dalam kajian suatu gejala geografi yang terjadi di suatu tempat, peta selalu dibutuhkan dan digunakan. Melalui peta, banyak keterangan yang akan diperoleh, misalnya lokasi suatu tempat, jarak suatu tempat ke tempat lain, bentuk kenampakan bentang
alam, dan banyak lagi keterangan yang akan didapat.
Peta adalah gambar permukaan bumi yang diperkecil dengan skala tertentu yang digambarkan di atas bidang datar. Agar suatu peta dapat dibaca dan informatif, maka peta tersebut harus memiliki unsur-unsur tertentu sebagai komponen pelengkap.
Berikut ini unsur-unsur penting yang harus ada dalam peta.
a. Judul Peta
Judul peta memberikan informasi dan tempat yang dipetakan.
Judul peta dapat diletakkan di sebelah atas sebelah kanan atau
di bawah.
b. Skala
Skala adalah perbandingan jarak antara dua titik yang terdapat pada peta dengan jarak datar di lapangan. Misalnya, pada peta tertulis
skala 1 : 6.000.000, artinya 1 cm pada peta sama dengan 6.000.000 cm atau 60 km di lapangan.
Skala peta dapat dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut.
• Skala numerik atau skala angka
• Skala grafis
• Skala verbal
c. Petunjuk Arah (Orientasi Peta)
Petunjuk arah  merupakan tanda pada peta yang menunjukkan arah mata angin, yaitu utara, timur, selatan, dan barat. Pada umumnya peta yang dibuat di Indonesia, bagian atas dari peta adalah arah utara.
d. Garis Astronomi
Garis astronomi merupakan garis koordinat yang dapat menunjukkan lokasi atau letak yang biasa disebut letak astronomis. Garis astronomi biasanya digambarkan berdasarkan koordinat garis bujur dan garis lintang dengan satuan derajat atau memakai koordinat Universal Transverse Mercator (UTM) dengan satuan meter.
e. Simbol
Simbol pada peta merupakan suatu objek pada peta yang sudah umum digunakan untuk mewakili kenampakan gejala yang ada di muka bumi. Menurut bentuknya, simbol pada peta dapat dibedakan atas simbol titik, simbol garis, dan simbol wilayah.
·         Simbol titik, digunakan untuk menggambarkan kenampakan yang sempit dan dalam peta kenampakan tersebut terlalu kecil. Misalnya suatu kota, rumah makan, bandara, dan lain-lain. Kota pada skala kecil hanya tergambar seb-
agai titik, tetapi dalam peta skala besar suatu kota dapat digambarkan dengan suatu luasan.
·      Simbol garis, digunakan untuk unsur-unsur yang memanjang, seperti sungai, jalan, dan rel. Untuk membedakan unsur tersebut, biasanya masing-masing diberikan warna yang berbeda.
·      Simbol wilayah atau area, digunakan untuk menggambarkan unsur-unsur yang meluas atau mempunyai luasan, seperti perkebunan, hutan, sawah, dan tegalan.
      Adapun wujud simbol dalam kaitannya dengan unsur yang digambarkan dapat dibedakan atas wujud piktorial (nyata), geometrik, dan huruf.
·         Simbol pictorial adalah simbol yang wujudnya ada kemiripan dengan wujud unsur yang digambarkan.
·         Simbol geometrik adalah simbol dengan menggunakan gambar bangun matematika, seperti lingkaran, segitiga, persegi panjang.
Simbol huruf biasanya dapat menggunakan huruf awal atau inisial dari data yang akan ditampilkan, bahkan terkadang menggunakan angka.
f.  Legenda
Legenda merupakan keterangan dari simbol-simbol dan kenampakan yang ada di peta. Letak legenda dapat disimpan di sebelah kiri, kanan atau di bawah.
g. Lattering
        Lattering adalah semua tulisan baik huruf maupun angka yang tertera pada Suatu peta yang berfungsi untuk menjelaskan kenampakan yang ada pada peta.
h. Indeks peta
Indeks ialah peta yang lebih luas dengan skala yang lebih kecil yang berfungsi menunjukkan lokasi daerah yang dipetakan. Inset bisa disimpan di sebelah bawah.
i.  Sumber Data dan Tahun Pembuatan
Sumber data dan tahun pembuatan peta berfungsi untuk mengetahui siapa atau lembaga apa yang membuat peta tersebut dan kapan peta tersebut dibuat. Sedangkan tahun peta sangat penting karena objek di lapangan dapat berubah
dari tahun ke tahun atau datanya merupakan data yang mudah berubah seperti kepadatan penduduk.
j. Garis tepi peta
Garis tepi peta ialah garis yang terletak di bagian tepi peta yang berbentuk kotak. Garis ini biasanya dibuat rangkap dan tebal


Usaha Pengembangan Wilayah di Indonesia


Hal yang harus diperhatikan dalam usaha pengembangan suatu wilayah, adalah harus selalu memperhitungkan mobilitas penduduknya. Misalnya gerakan penduduk dari rumah ke tempat bekerja, ke sekolah, ke pasar dan ke pusat-pusat pelayanan. Oleh karena itu, komponen pertama yang diperhitungkan, yaitu sarana pengangkutan dan jaringan jalan. Dengan kondisi Indonesia yang merupakan negara kepulauan, maka usaha pengembangan wilayahnya harus diprioritaskan dalam pembangunan sarana dan prasarana transportasi antarpulau, baik melalui sarana angkutan darat, air, maupun udara.
Dalam upaya pengembangan wilayah antarpulau, penyediaan pelayaran dan penerbangan merupakan prioritas yang terus dirintis. Pelayaran yang ada di Indonesia, antara lain pelayaran tanker, pelayaran samudra, pelayaran nusantara (pelayaran kapal kecil antarpulau, dan pelayaran fery antarpulau yang dekat).
Sarana angkutan udara dalam pengembangan wilayah di Indonesia perannya
semakin penting. Operasi penerbangan di Indonesia dapat digolongkan menjadi
lima yaitu penerbangan teratur dan tetap pada rute tertentu, penerbangan yang ti-dak berkala, penerbangan pelengkap, penerbangan kerja seperti survey udara, dan
keperluan umum seperti untuk pelatihan penerbangan dan olahraga.
Faktor-faktor penting lainnya yang harus diperhatikan dalam pengembangan wilayah di Indonesia antara lain sebagai berikut.
1. Harus memperhatikan situasi globalisasi dan kebudayaan setempat. Diantaranya sebagai berikut.
a)      Masalah-masalah sosial. Dalam pelaksanaannya, perencanaan ini akan memperhatikan perkembangan daerah-daerah buriloka (hinterland) yang menunjang kota dalam perencanaan kota dan wilayah. misalnya Kota Jakarta dengan Jabotabek.
b)      Masalah-masalah industri. Dalam pengembangan kawasan industri harus memperhatikan semua aspek termasuk fisik dan non fisiknya.
c)      Sektor pertanian dan rekreasi yang harus dikembangkan di desa-desa dengan sistem yang terpadu.
2. Merumuskan perencanaan wilayah secara berjenjang dan menyeluruh. Selain secara meyeluruh, Indonesia juga mengembangan wilayah berdasarkan pendekatan-pendekatan khusus, antara lain sebagai berikut.
a)      Pengembangan wilayah berdasarkan kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) tertentu. Di dalam DAS tersebut dilakukan pemanfaatan sungai, tanah, dan sumber daya alam lainnya secara terintegrasi. Dengan demikian, dapat dikembangkan pertanian, peternakan, perencanaannya dalam penanggulangan banjir dan erosi tanah.
b)      Pengembangan wilayah pedesaan yang ditujukan untuk meningkatkan kehidupan sosial ekonomi penduduk pedesaan. Wujudnya dapat berupa pengembangan Perkebunan Inti Rakyat (PIR).
c)      Pengembangan wilayah menurut sistem perkotaan.
d)     Pengembangan wilayah berdasarkan kutub-kutub pertumbuhan ( Growth pole).

e)      Pengembangan wilayah berdasarkan konsep agropolitan, yaitu menyebarkan berbagai industri kecil di wilayah pedesaan dan pengembangan lahan rekreasi sehingga tumbuh beberapa kota yang berada di daerah pertanian ( agropolis)